Kamis, 27 Agustus 2015

Autobiografi



AKU ADALAH DIRIKU SENDIRI
Nama saya Puri Yuntami , nama panggilan saya Puri. Ayah saya bernama Sukandar dan ibu saya bernama Umi Puji Wati. Saya anak kedua dari dua bersaudara, dan saya adalah anak perempuan satu-satunya. Saat ini saya tinggal di kabupaten banjarnegara, tepatnya di Kasilib Rt 02 Rw 01 wanadadi. Saya lahir di Banjarnegara,16  juni 1997
 Tahun 2001, saya mulai memasuki bangku sekolah dasar. Saat itu saya bersekolah di SDN 3 Kasilib, selama enam tahun saya belajar disekolah itu. Banyak pengalaman yang terkenang selama enam tahun itu.
Setelah itu saya melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi di SMPN 1 Wanadadi, selama tiga tahun saya berangkat sekolah ketempat tersebut. Saat itu saya memang merasa lelah dan berat dalam mencari ilmu, namun saat itu pula saya sadar, betapa nikmatnya hidup yang diberikan Tuhan saya, yaitu Allah swt., kepada saya. Sebab saya tahu diluar sana masih banyak anak-anak yang bahkan merasakan bangku sekolah dasarpun tidak, apalagi melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi seperti saya.
Cita-cita berawal dari mimpi
Ketika saya duduk dibangku kelas X, saya mendapat sebuah pertanyaan yang sebenarnya sering saya dengar dan sering pula saya jawab, namun tak pernah memikirkannya lebih jauh lagi. Pertanyaannya sederhana, tetapi tetap saja membuat saya berpikir 1000 kali lagi untuk menjawabnya, pertanyaan itu adalah: cita-cita kamu mau jadi apa?
Saya ingat, pertanyaan tadi sebenarnya sudah terlontar sejak saya masih kanak-kanak dan saat itu pula saya sudah bisa menjawabnya. Bedanya dengan sekarang, saya menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah keyakinan atas dasar pemikiran saya sendiri.
Dulu, saya menjawabnya asal. Hari ini saya jawab ingin menjadi  dokter, besok saya jawab ingin menjadi guru, esoknya lagi saya menjawab menjadi penata busana, esoknya lagi saya jawab ingin menjadi arsitektur, begitulah seterusnya.
Setelah itu, sayapun lebih berhati-hati dalam menentukan cita-cita juga mencari jati diri saya. Alhamdulillah, sayapun kini menemukannya.
Saya ingin menjadi kuliah masuk jurusan Kesehatan Masyarakat
Mengapa? Hal tersebut sebenarnya berkaitan dengan kemasyarakatan jadi kita bisa bisa mengenal lebih dalam tentang kehidupan masyarakat dan kesehetan masyakarat itu sendiri. Dan mengajarkan gaya hidup yang sehat dan bersih kepada masyarakat yang belum mengenal lebih dalam lagi.
Jelang kenaikkan kelas, sebelumnya saya harus menentukkan jurusan mana yang saya pilih. IPA, IPS atau Bahasa? Sayangnya disekolah saya belum ada jurusan Bahasa. Akhirnya tanpa memilih, sayapun ditempatkan dikelas IPA.
       Jadi? Mengapa saya mengambil langkah nekad untuk tetap bertahan di IPA ini? Saat ini saya tahu jawabannya. Itu karena jalanNya.
Pemikiran saya akan ‘salah jurusan’ langsung sirna. Saya yakin, apabila Allah swt. telah memilihkan jalan untuk saya, maka itulah jalan yang benar, saya juga menjadi yakin, bahwa saya bisa dijurusan IPA, karena saya ingat sebuah petuah. “Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang diluar kemampuan hambaNya untuk menyelesaikan cobaan tersebut.” Ya kan?! Selain dari itu sayapun percaya pada guru-guru saya yang memilihkan jurusan IPA, karena mereka menempatkan saya di IPA pastinya dengan sebuah alasan, dan mungkin (mudah-mudahan) itu karena mereka percaya bahwa saya bisa dijurusan ini. Amin..
         Pendaftran-pendaftran perguruan tinggi negri sudah mulai di buka mulai dari jalur SNMPTN,SBMPTN maupun SPMB UM sendiri. Saya pun meminta pendapat kepada kedua orang tua saya. Orang tua saya tidak keberatan saya kuliah ambil apa dan dimana saja. Dan SNMPTN tidak lolos lanjut daftar ke SBMPTN di Unsoed mengambil jurusan Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat sama masih tidak lolos. Sebelum mengikuti UM Unsoed saya juga mendaftar di Unniversitas lain mengikuti tes dan pengumumannya adalah sehari setelah tes UM Unsoed. Rasanya tidak karuan sekali mau nunggu tapi takut gak lolos tapi kedua orang tua tetap memberikan semangat agar aku tetap percaya kalo pasti yang di tempuh dengan jalan yang tidak mudah pasti akan berakhir indah kok. Saya putuskan buat ikut juga SPMB UM Unsoed juga dengan mengambil jurusan pertama Kesehatan Masyarakat. Memang restu orang tua itu adalah kunci jawaban dari semuanya. Awal orang tua kasih saran di Unsoed saja tapi aku masih berusaha mencari yang laindan akhirnya saya menurut dengan apa yang mereka katakan. Alhamdulillah berbuah hasil yang sangat memuaskan bisa menjadi salah satu Mahasiswi Unsoed Kesehatan Masyakarat. Suatu kebanggaan buat saya .
Mereka yang kusayangi
Harapan saya tak akan terkabul tanpa restu dari orang-orang yang saya sayangi, yang utama adalah kedua orangtua saya, lalu saudara, guru dan sahabat-sahabat saya yang senantiasa berbagi cerita dengan saya. Dan yang utama dari yang utama adalah Allah swt. tanpaNya aku lemah, tanpaNya aku sesat, tanpaNya aku bukan siapa-siapa.
Terimakasih yang tak terhingga untuk Allah swt. dan kedua orangtua saya. Terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk orang-orang yang selalu mendukung saya. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar